Mentoring merupakan keterampilan kepemimpinan yang penting. Selain mengelola dan memotivasi orang, mentoring juga dapat membantu orang lain belajar, tumbuh dan menjadi lebih efektif dalam pekerjaan mereka. Mentoring adalah suatu bentuk sharing ilmu yang dilakukan oleh sebuah kelompok dengan waktu yang rutin dan membicarakan tentang kebaikan untuk saling mengingatkan dan tetap menasehati dalam kebaikan.Selain itu mentoring juga merupakan sarana yang paling efektif untuk tranformasi diri secara lebih menyeluruh.
Mentor adalah salah satu bentuk kaderisasi dua arah yang bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan da’iyah seorang kader. Pada saat seseorang menyampaikan materi, secara tidak langsung ia juga belajar untuk memahami kembali materi yang ada. Orang bijak pernah berkata, ketika Anda bisa mengajarkan sesuatu kepada orang lain, maka Anda berarti telah memahami sesuatu. Saya sangat sepakat dengan statement ini, dimana seseorang yang menjadi mentor tentu akan menyiapkan dirinya dengan baik.
Proses kaderisasi dua arah ini sangat diharapkan dapat dilakukan oleh semua kader, bagaimana seorang kader dakwah bisa melakukan aktifitas tarbiyah dan dakwah secara bersamaan. Oleh karenanya dibutuhkan pelatihan dan kesempatan untuk mempraktikan menjadi mentor sejak dini dan berkelanjutan.
Permasalahan yang kerap tembul pada mentor pemula yakni seputar ketidakpahaman materi, kemampuan komunikasi yang terbatas, kepercayaan diri, serta kekhawatiran tidak bisa menjadi mentor yang amanah. Dan, yang amat disayangkan adalah, semua alasan tersebut sering dijadikan sebuah alasan untuk tidak mau menjadi mentor. Penundaan kesiapan ini justru membuat seseorang tidak menjadi mentor untuk selamanya karena tidak urung memulai.
Pada dasarnya alasan diatas bisa diselesaikan dengan cara yang sangat sederhana. Ketidakpahaman akan materi bisa disolusikan dengan membaca buku referensi yang tepat. Selain buku panduan menjadi mentor, buku buku pemahaman dini dan wawasan umum perlu juga kita baca. Permasalahan komunikasi bisa diselesaikan dengan latihan berbicara dari lingkup yang kecil, mungkin dimulai dari didepan satu orang saja, lalu didepan 5 orang, dan seterusnya hingga ada keyakinan pada diri untuk berbicara, atau mungkin berbicara di depan cermin dapat menjadi media untuk latihan tambahan. Ketidakercayaan diri juga saat ini bisa dibantu dengan mencoba berpikir positif serta memandang kelebihan diri sebagai sebuah keunggulan. Selain itu berlatih menjadi mentor dengan membina dari yang lebih mudah bisa menjadi media latihan yang baik.
Berikut ini adalah beberapa tips untuk menjadi mentor yang efektif, yakni:
1. Ikhlas
Luruskan niat, segala yang kita lakukan untuk mengharap ridho Allah semata
2. Menghafalkan nama
Menghafalkan nama merupakan salah satu kunci pembuka hati. Hafalkanlah nama mentee, nama panggilannya, nama keluarganya, alamatnya, hobbynya dsb agar terjadi hubungan yang lebih akrab dengan mereka. Mentee tentu akan senang dan merasa diperhatikan jika dipanggil dengan nama kesayangannya.
Menghafalkan nama merupakan salah satu kunci pembuka hati. Hafalkanlah nama mentee, nama panggilannya, nama keluarganya, alamatnya, hobbynya dsb agar terjadi hubungan yang lebih akrab dengan mereka. Mentee tentu akan senang dan merasa diperhatikan jika dipanggil dengan nama kesayangannya.
3. Bermuka manis dan banyak senyum
Bermuka manis merupakan salah satu kewajiban seorang muslim kepada muslim lainnya. Bahkan dikatakan bahwa senyum adalah shodaqoh yang paling mudah.
4. Kuasai materi
Materi harus dikuasai mentor dengan baik, kalau bisa tambah dengan materi pendukung diluar materi pokok. Jika mentor tidak menguasai materi dengan baik, maka ini akan mempengaruhi kesiapan mental mentor sehingga penyampaian kepada mentee juga tidak maksimal.
5. Siapkan mental dan ruhiyah
Siapkan mental dan ruhiyah sebelum memberikan materi dengan cara memperbanyak ibadah mahdhoh seperti shalat sunnah dan tilawah Al Qur’an. Jangan lupa berdo’a agar dimudahkan dalam menyampaikan materi.
6. Bicara dengan bahasa mereka
Berbicaralah dengan bahasa yang sederhana, sesuaikan dengan usia, lingkungan dan kapasitas mereka. Kalau perlu gunakan bahasa gaul yang biasa mereka gunakan agar mereka merasa bahwa mentor adalah bagian dari mereka.
7. Banyak Belajar
Mentor harus banyak belajar agar mempunyai wawasan yang luas dalam hal agama dan juga pengetahuan. Hubungkan materi dengan pelajaran sekolah. Misalnya ketika materi banyak disinggung ayat-ayat yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan (Fisika, Kimia, Biologi, Sejarah, dll). Insya Allah mereka akan menjadi antusias.
8. Siapkan ice breaking
Adakalanya ketika mentoring mentee menjadi bosan/mengantuk. Karena itu siapkan ice breaking berupa games, jokes atau teka-teki. Bisa juga dengan senam otak.
9. Beri hadiah
Sesekali berikan hadiah, tak perlu yang berharga mahal atau mewah, tapi berikan sekedar kemampuan kita. Hadiah bisa berupa buku kecil, sebatang coklat atau mungkin pembatas buku buatan kita sendiri.
10. Sabar
Mentor harus sabar jika mentee melakukan hal yang tidak disukai mentor misalnya tidak hadir tanpa kabar, ribut ketika mentoring, menanyakan sesuatu yang aneh, dll.
11. Do’akan
Do’akan mereka agar selalu mendapat hidayah dari Allah Sang Pemberi Hidayah.
Selain itu, untuk menjadi seorang mentor yang berhasil, juga ditentukan oleh beberapa kualitas penting, yaitu:
1. Berpikiran Terbuka (Open minded)
Sikap berpikiran terbuka sangatlah penting dalam menjalin hubungan mentor/mentee yang baik. Seorang mentor yang berhasil dapat menerima perbedaan-perbedaan dalam budaya, latar belakang, dan gaya hidup. Seorang mentor yang berhasil juga menghargai perbedaan dalam gaya komunikasi, dan cara pengaturan tugas kerja. Kemampuan untuk menerima keragaman tidak serta merta berarti mereka memiliki ekspektasi yang rendah terhadap hasil kerja mentee. Sebaliknya, mereka mengharapkan high quality output dari mentee.
2. Empatik (Empathetic)
Para mentor yang berhasil adalah empatik. Mereka memiliki kemampuan untuk ‘memahami posisi’ (“step into the shoes”) mentee. Jika seorang mentor memiliki pemahaman akan posisi dan motivasi mentee-nya, maka sang mentor akan lebih mampu untuk menentukan strategi yang paling tepat untuk digunakan. Mentor yang empatik juga sabar ketika mentee membuat kesalahan. Idealnya, mentor mendorong mentee mereka untuk menjadi ‘pengambil resiko’. Dalam mengambil resiko, kesalahan bisa terjadi, dan kesabaran mentor dapat diuji.
3. Pelajar Seumur Hidup (Lifelong learners)
Kebanyakan program mentoring menekankan pertumbuhan dan perkembangan mentee. Namun, sebenarnya mentor pun memiliki kesempatan untuk belajar melaluinya. Seorang individu yang gemar belajar dan secara berkesinambungan berusaha untuk mengembangkan cakrawala hidupnya, akan memandang sebuah hubungan mentoring lebih dari sekadar sebuah proses transfer pengetahuan kepada orang yang kurang berpengalaman.
4. Komunikator yang Baik (Good communicators)
Para mentor yang berhasil suka berinteraksi dengan orang, dan menikmati hubungan yang erat. Mereka adalah komunikator yang excellent.Selain memiliki ketrampilan dalam mendengarkan, mentor juga mampu untuk menyampaikan pikiran mereka dengan jelas tanpa “meremehkan” atau tanpa bersikap superior. Sebagaimana Stephen Covey dengan jelas mendeskripsikan kunci sebuah komunikasi efektif adalah, “seek first to understand, then to be understood.” (Berusahalah untuk lebih dahulu memahami, baru untuk dipahami).
5. Berbakat (Talented)
Para mentor yang berhasil memiliki keterampilan dalam area kerja profesional yang dapat menguntungkan mentee di dalam pekerjaannya. Mentor bersedia membagi keahlian yang diperoleh dari pengalamannya, melalui kemampuan mendemonstrasikan, meneladani, dan mendiskusikan.
6. Bertanggung Jawab (Responsible)
Agar kerekanan mentor dapat berhasil, mentor perlu memandang serius tanggung jawab mereka. Mentor perlu bertemu dengan mentee secara rutin, membantu mereka menentukan goals, dan memeriksa perkembangan mereka secara konsisten. Pada gilirannya, mentor dapat mengharapkan mentee untuk menunjukkan perilaku bertanggung jawab yang serupa sebagai sebuah syarat kerekanan mereka.
7. Paham Sistem (System Smart)
Mentor yang baik tahu bagaimana bekerja di dalam sebuah organisasi. Mereka tahu kepada siapa mereka perlu berkonsultasi untuk informasi-informasi tertentu, bagaimana keputusan perusahaan dibuat, dan siapa yang mengatur berbagai sumber daya organisasi. Seorang mentor memiliki kontak dalam seluruh sistem, jaringan berharga yang berguna bagi mentee ketika mereka mencoba mencari cara untuk belajar dan maju di dalam organisasi tersebut.
Penelitian telah menyingkapkan tujuh aktivitas mentoring yang sangat diperlukan untuk membantu mentee, yakni:
- Menggeser Konteks (Shifting Context). Menolong mentee memvisualisasi sebuah masa depan atau outcome yang positif.
- Mendengarkan (Listening). Mendengarkan dengan respek ketika mentee memiliki masalah.
- Mengidentifikasi Perasaan (Identifying Feelings). Perasaan dapat memotivasi mentee untuk mencapai keberhasilan, atau mengarahkan mereka kepada kegagalan.
- Konfrontasi Produktif (Productive Confrontation). Diskusikan niatan atau perilaku negatif tanpa bersikap menghakimi.
- Menyediakan Informasi yang Tepat (Providing Appropriate Information). Memberi saran kemungkinan solusi atau sumber-sumber informasi yang dapat berguna.
- Mendelegasikan Otoritas dan Memberi Ijin (Delegating Authority and Giving Permission). Memberdayakan kepercayaan diri mentee dan menangkal sikap negatif yang menghambat keberhasilan.
- Mendorong Eksplorasi Pilihan (Encouraging Exploration of Options). Menolong mentee mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan melampaui pilihan-pilihan “biasa”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Setelah kamu baca, tolong beri komentar ya ^_^ trims...