Selasa, 14 September 2010

Konvergensi IFRS di Indonesia

nsi1.Proses Konvergensi IFRS di Indonesia

IFRS (International Financial Reporting Standard) merupakan pedoman penyusunan laporaan keuangan yang diterima secara global. Sejarah terbentuknya pun cukup panjang dari terbentuknya IASC/ IAFC, IASB, hingga menjadi IFRS seperti sekarang ini. Jika sebuah negara menggunakan IFRS, berarti negara tersebut telah mengadopsi sistem pelaporan keuangan yang berlaku secara global sehingga memungkinkan pasar dunia mengerti tentang laporan keuangan perusahaan di negara tersebut berasal.

Indonesia pun akan mengadopsi IFRS secara penuh yang dimulai pada 1 Januari 2012 nanti, seperti yang dilansir IAI pada peringatan HUT nya yang ke – 51. Dengan mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan yang dibuat berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS.

Saat ini DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) sedang melakukan proses adopsi IFRS sebanyak 18 standar dalam rangka proses konvergensi ini. Tentu saja perubahan standar ini mempengaruhi seluruh perusahaan yang harus menerapkan IFRS dalam pembuatan laporan keuangan, apalagi perusahaan yang sudah Go Public.

PSAK akan dikonvergensikan secara penuh dengan IFRS melalui tiga tahapan, yaitu tahap adopsi, tahap persiapan akhir dan tahap implementasi.

Strategi adopsi yang dilakukan untuk konvergensi ada dua macam, yaitu big bang strategy dan gradual strategy. Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui tahapan – tahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara – negara maju. Sedangkan pada gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini digunakan oleh negara – negara berkembang seperti Indonesia.

Selain IFRS, kutub standar akuntansi yang berlaku di dunia saat ini adalah United States General Accepted Accounting Principles (US GAAP). Negara-negara yang tergabung di Uni Eropa, termasuk Inggris, menggunakan International Accounting Standard (IAS) dan International Accounting Standard Board (IASB).

Setelah berkiblat ke Belanda, belakangan Indonesia menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Mula-mula PSAK IAI berkiblat ke Amerika Serikat dan nanti mulai tahun 2012 beralih ke IFRS.

Saat ini, berdasarkan data dari International Accounting Standard Board (IASB), terdapat 102 negara yang telah menerapkan IFRS dalam pelaporan keuangan entitas dinegaranya dengan keharusan yang berbeda-beda. Sebanyak 23 negara mengizinkan penggunaan IFRS secara sukarela, 75 negara mewajibkan untuk perusahaan domestik secara keseluruhan, dan 4 negara mewajibkan hanya untuk perusahaan domestik tertentu.

2.Manfaat Mengadopsi IFRS

Ketua Tim Implementasi IFRS-Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Dudi M Kurniawan mengatakan, dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan tujuh manfaat sekaligus.

1.Meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK)
2.Mengurangi biaya SAK
3.Meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.
4.Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan.
5.Meningkatkan transparansi keuangan.
6.Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar modal
7.Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

”Pengalaman di Eropa, ada beberapa masalah yang muncul dalam implementasi IFRS, antara lain perencanaan waktu yang kurang matang dan kurangnya dukungan dari manajemen puncak,” tuturnya.

Kepala Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Etty Retno Wulandari mengatakan, Indonesia perlu mengadopsi IFRS karena sebagian besar negara di dunia sudah menganut standar akuntansi itu.

Dengan demikian, IFRS dapat meningkatkan perlindungan kepada investor pasar modal. ”Bapepam mewajibkan emiten dan perusahaan publik menyampaikan laporan keuangan ke Bapepam dan menyediakannya pada masyarakat. Laporan tersebut harus disajikan dengan standar akuntansi yang berkualitas tinggi,” ungkapnya.

Indonesia juga perlu mengadopsi IFRS karena merupakan salah satu kesepakatan kelompok negara-negara G-20. Pertemuan G-20 terakhir di Washington, Amerika Serikat, pada November 2008 membuat rencana aksi reformasi mendasar yang muatannya hampir 50 persen terkait isu tentang akuntansi dan audit.

3.Dampak Konvergensi IFRS di Indonesia

Indonesia akan mengadopsi IFRS secara penuh pada 2012 nanti,. Dengan mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Namun, perubahan tersebut tentu saja akan memberikan efek di berbagai bidang, terutama dari segi pendidikan dan bisnis.
a.Dampak Konvergensi IFRS Terhadap Pendidikan
1.Perubahan mind stream dari rule-based ke principle-based
2.Banyak menggunakan professional judgement
3.Banyak menggunakan fair value accounting
4.IFRS selalu berubah dan konsep yang digunakan dalam suatu IFRS dapat berbeda dengan IFRS lain
5.Semakin meningkatnya ketergantungan ke profesi lain
6.Perubahan text-book dari US GAPP ke IFRS
7.Terutama bagi pendidikan tinggi yang memiliki sekolah atau fakultas ekonomi, pembelajaran akuntansi harus disesuaikan dengan IFRS sejak dini, sehingga pada saat bergelut di dunia kerja tahun 2012 tidak mengalami “kebingungan”

b.Dampak Konvergensi IFRS terhadap Bisnis

Selain dampak terhadap dunia pendidikan IFRS juga menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap dunia bisnis. Berikut ini adalah berbagai dampak yang ditimbulkan dari program konvergensi IFRS yang disampaikan dalam seminar setengah hari IAI dengan topik "Dampak konvergensi IFRS terhadap Bisnis" yang diselenggarakan pada tanggal 28 Mei 2009:

1.Akses ke pendanaan internasional akan lebih terbuka karena laporan keuangan akan lebih mudah dikomunikasikan ke investor global
2.Relevansi laporan keuangan akan meningkat karena lebih banyak menggunakan nilai wajar.
3.Disisi lain, kinerja keuangan (laporan laba rugi) akan lebih fluktuatif apabila harga-harg fluktuatif
4.Smoothing income menjadi semakin sulit dengan penggunakan balance sheet approach dan fair value
5.Principle-based standards mungkin menyebabkan keterbandingan laporan keuangan sedikit menurun yakni bila penggunaan professional judgment ditumpangi dengan kepentingan untuk mengatur laba (earning management)
6.Penggunaan off balance sheet semakin terbatas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Setelah kamu baca, tolong beri komentar ya ^_^ trims...